Thursday, November 02, 2006

The Break-Up


Directed by : Peyton Reed Screenplay by : Jeremy Garelick, Jay Lavender Story by : Vince Vaugh, Jeremy Garelick, Jay Lavender Genre : Comedy/Drama/Romance Casts : Vince Vaughn, Jennifer Anniston, Joey Lauren Adams, Cole Hauser, Jon Favreau, Jason Bateman, Judy Davis

Jatuh cinta memang berjuta rasanya.. Namun siapa yang bilang kalau tinggal seatap sudah pasti merupakan happy ending? Justru hidup seatap artinya begitu banyak perbedaan yang harus diterima oleh kedua pihak sebagai pasangan, kalau mau tetap langgeng. Tetapi juga, apa yang terjadi kalau hidup seatap namun sudah bukan pasangan lagi? Inilah kisah putus cinta tapi tetap hidup bersama. Heboh? Sudah pasti!

Saat bertemu Gary Grobowski (Vince Vaughn) dengan Brooke Meyers (Jennifer Anniston) memang seperti bulan dan matahari. Opposites attract? Bisa juga. Bermula dari tawaran hot dog di sebuah pertandingan base ball, meski saat itu Brooke sedang bersama seseorang yang lain, namun bisa berlanjut pada dating dan memutuskan untuk tinggal bersama. Tinggal bersamanya pun tak sekedar bersama Mereka berdua memutuskan untuk membeli condo yang cukup mewah dengan biaya berdua dengan maksud investasi jangka panjang.

Awalnya pun tak ada masalah, bahkan perbedaan sifat dan latar belakang menjadi bumbu perjalanan hubungan mereka berdua. Misalnya saja Brooke yang berasal dari keluarga yang halus, sopan, sedangkan Gary, kehidupannya seperti bentuk fisiknya, keras, kasar dan straight forward. Namun dengan berbagai perbedaan itu keadaan harian pasangan ini berjalan lancar. Brooke yang memang selalu rapi dan teratur selalu kebagian mengatur dan membersihkan condo mereka, bahkan memasak dan menyiapkan rumah agar tetap nyaman untuk para tamu mereka jika ada acara baik dengan teman ataupun keluarga.

Sedangkan Gary, open-minded dan easy going person ini memang enak dan mudah untuk cepat bergabung dengan berbagai karakter orang. Meski ia agak kurang cocok dengan karakter keluarga Brooke yang teratur. Ini bisa terlihat dari ibu Brooke yang senang dengan pengaturan condo mereka yang sesuai dengan 'feng shui'.

Namun di sisi lain, keteraturan Brooke serta gaya santai Gary memang kadang bergesekan sehingga sebagaimana pasangan lainnya mereka pun banyak bertengkar. Brooke merasa ia begitu lelah karena harus membereskan segala hal tentang urusan domestik setelah ia pulang dari bekerja seharian. Sementara Gary merasa ia 'terkurung' dengan keteraturan yang ada di tempat ia tinggal. Ia pun merasa selama ini ia telah banyak berkorban dengan hidup dengan cara teratur tersebut.

Sampai pada suatu saat, pecahlah pertengkaran yang cukup hebat antara mereka berdua. dan, Brooke pun dibawa emosi sehingga ia memutuskan hubungan mereka berdua. Ia berpikir dan memaksakan pemikiran kalau Gary harus menyadari kesalahan, kalau keberadaan dan apa yang ia lakukan untuk mereka berdua penting dan tanpanya, Gary hidup dalam kekacauan. Sayangnya, apa yang Brooke terjadi tak sesuai dengan harapannya. Gary tetap cuek dan tetap dengan gayanya. Bahkan mereka berdua pun memutuskan untuk 'membagi' teritori mereka di condo tersebut. Karena biaya yang sudah demikian mahal yang mereka keluarkan saat membeli condo tersebut, kedua pihak pun bersikeras tak mau pindah atau keluar dari condo tersebut. Bahkan, Gary pun ingin agar Brooke yang keluar dari condo nya.

Berbagai usaha pun dilakukan Brooke agar Gary menyadari isi hatinya dan mau berbaikan lagi dengannya. Sayangnya, ego lelaki Gary tetap muncul di permukaan dan tak mau menyerah bahkan semakin hari perseteruan di antara mereka berdua semakin runcing. Sampai pada satu titik di mana mereka menyadari apa yang telah terjadi di antara mereka semakin jauh. Akan kemanakah hubungan mereka? Akankah berakhir bahagia? Bahagia ternyata belum tentu sama persepsinya dengan semua orang, kira-kira akhir dari cerita inilah yang dicoba ditawarkan oleh film ini.

Sebenarnya apa yang disampaikan oleh film ini adalah perbedaan persepsi yang diterima antara wanita dan pria. Di antara perbedaan inilah terjadi gesekan-gesekan. Sebenarnya dengan komunikasi yang baik, gesekan ini tak perlu terjadi.

Film ini memang cukup menarik untuk disimak. Bagaimana kesalahan kecil yang dipunyai orang lain terlihat begitu jelasnya sementara diri sendiri serasa paling benar. Introspeksi. Meski akhir bukan berarti hal yang paling penting, karena yang penting adalah kesadaran diri akan kekurangan diri sendiri. Belum lagi film yang juga membawa banyak kontroversi karena hubungan antara Vince dan Jenn memang punya cerita tersebdiri, cukup banyak membuat kita tertarik ingin tahu seperti apa film yang membuat kedua orang ini terlibat cinta lokasi (?) atau malah bisa ke jenjang yang lebih serius. Apapun itu, film ini cukuplah menghibur dengan humornya yang cukup dewasa. (nita)

0 comments: