Sunday, May 06, 2007

Because I Said So

Judul film: Because I Said So
Jenis Film: drama
Pemain: Diane Keaton, Mandy Moore, Gabriel Match, Tom Everett scott, Lauren Graham
Sutradara: Michael Lehmann
Penulis: Karen Leigh Hopkins, Jessie Nelson
Poduser: Norm Waitt, Scott Niemeye, Michael Flynn
Produksi: Universal Pictures
Durasi: 101 min


Jika dilihat secara keseluruhan, cerita film ini sangat sederhana. Yaitu bercerita tentang kekhawatiran seorang ibu single parent dengan tiga orang anaknya. Filmnya cukup ringan, alur cerita dikemas senatural mungkin, bahkan sesekali penonton sengaja di libatkan dalam film ini dengan menghadirkan sentuhan cerita yang memang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Nampaknya sutradara Michael Lehmann mampu menghidupkan film ini dengan baik. Beberapa adegan konyol yang muncul dalam film ini mampu membuat penonton tertawa. Namun sutradara masih tetap memberikan sentuhan hati serta pesan tersirat bagaimana seharusnya orangtua memperlakukan anak-anaknya saat mereka beranjak dewasa. Kecintaan orangtua terhadap anak jangalah dijadikan pembenaran bagi oranngtua untuk mengatur kehidupan sang anak. Karena anak pasti punya ruang sendiri untuk menentukan pilihan hidupnya.

Adalah Daphne Wilde (Diane Keaton), dia adalah ibu yang sangat sayang dan selalu mengkhawatirkan hidup ketiga anak-anaknya Maggie (Lauren Graham), Mae (Piper Perabo) dan Milly (Mandy Moore). Ketiga anaknya ini terbilang sukses dalam urusan pekerjaanya dan itulah yang cukup membanggakan Daphne. Namun sebagai ibu tentulah resah jika ada salah satu anaknya selalu mengalami kegagalan setiap menjalin hubungan dengan pasangannya. Dan itulah yang dialami oleh Milly.

Rasa khawatir Daphne sebagai orangtua ini ternyata sangat berlebihan, sehingga ia memutuskan untuk melakukan pencarian seorang pendamping yang dianggap cocok untuk anaknya. Tanpa sepengetahuan Milly ibunya memasang iklan online untuk mencari pria yang pantas untuk jadi pasangan hidup anaknya.

Acara 'seleksi menantu' inipun dilakukan oleh Daphne di sebuah restoran yang cukup nyaman. Ada beberapa pria yang telah di wawancara, dan Daphne akhirnya menentukan Jason (Tom Everett scott) seorang arsitek yang dianggap pantas untuk menjadi kekasih anaknya.

Pada saat proses pemilihan tersebut, datanglah Johnny (Gabriel Macht) salah seorang pemain musik direstoran tersebut yang diam-diam telah mengamati apa yang dilakukan Daphne. Ia pun tertarik dengan ucapan Daphne bahwa ia mencari pasangan hidup buat anaknya. Meski Daphne menolak tawaran Johnny agar bisa ikut dalam 'bursa pilih menantu' ini, namun Johnny tetap melancarkan aksinya untuk menemui Milly dengan bekal kartu nama yang sengaja ia 'curi' saat Johnny berbicara santai dengan Daphne.

Seiring berjalannya waktu, rencana sang Daphne berjalan mulus. Namun diluar perhitungan ternyata Milly malah berkencan dengan dua orang pria sekaligus. Sampai pada akhirnya Milly dihadapkan pada kenyataan bahwa ia sebenarnya menyukai Johnny si seniman musik ketimbang Jason sang arsitek yang baginya sangat membosankan. Masalah semakin bertambah saat Milly mengetahui bahwa ibunya yang telah merencanakan perjodohannya dengan Jason.

Konflik orangtua anakpun terjadi, namun sang sutradara tetap memunculkan karakter seorang ibu yang baik, dimana ibu akan merasakan kesedihan yang dalam jika melihat anaknya dirundung duka. Dalam film ini sutradara juga ingin menyampaikan pesan bahwa seberat apapun permasalahan yang dihadapi sebuah keluarga, akan bisa teratasi dengan baik jika rasa cinta untuk saling menyayangi selalu ditumbuhkan dalam hati.

Pengemasan cerita ini memang cukup menarik, apalagi disepanjang cerita ini, sesekali diselipkan beberapa adegan yang cukup lucu. Bahkan beberapa lagu sengaja dihadirkan untuk mendukung beberapa adegan yang muncul dalam film ini. Terkesan sekali bahwa film drama keluarga ini sengaja dikemas serileks mungkin oleh sang sutradara sehingga film ini benar-benar menjadi film yang menghibur bagi keluarga. (ida)

Sumber: CBN


0 comments: