Thursday, February 01, 2007

Beda karakter, beda cinta

Judul: Pengantin Gypsy dan Penipu Cinta (P.G.D.P.C)
Penulis: Syahmedi Dean
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 2006
Tebal: 320 halaman

Syahmedi Dean, penulis lepas fashion dan lifestyle, kembali meluncurkan novel terbaru, mengetengahkan tema pergaulan anak muda metropolitan yang sibuk mencari, menipu, dan berharap pada cinta.

Novel Pengantin Gypsy dan Penipu Cinta ini merupakan novel ketiga dari empat novel (tetralogi) yang direncanakan oleh Syahmedi Dean.

Cinta itu dikemas dalam kedinamisan dunia fashion dan hiburan lewat empat karakter utama yang berprofesi sebagai wartawan gaya hidup. Sebagai orang yang berprofesi sebagai wartawan membuat mereka selalu teliti dalam menghadapi hidup dan pergaulan, namun ternyata dalam perjalanan kemampuan kewartawanan mereka belum mampu menginvestigasi ke mana satu arah cinta akan bergerak.

Secara garis besar penulis ingin menampilkan cinta dengan persepsi yang berbeda-beda, karena ada orang yang mengucapkan cinta dengan gampang dan tidak mempertimbangkan pihak yang menerima ucapannya itu, karena menganggapnya suatu hal yang biasa.

Tapi ada pula yang berat mengucapkan cinta padahal dia mempunyai keinginan yang besar untuk memilikinya. Bahkan, ada pula orang yang sibuk mencari cinta untuk kebutuhan sesaat saja.

Masing-masing karakter berjalan paralel, namun setiap karakter selalu berkaitan dan menjaga hubungan pertemanan yang akrab, sehingga emosi pembaca tetap terjaga. Terdapat pula selipan humor dengan menggunakan prinsip yang sederhana dengan memutarbalikkan ekspektasi pembaca.

Dunia mode
Alur cerita berjalan mengalir, sehingga tidak membosankan membaca novel tersebut, terutama bagi pencinta mode yang pernah pergi atau mengetahui kota yang menjadi pusat mode dunia seperti Milan maupun Paris yang indah.

Pengarang menyebutkan nama-nama perancang terkenal dan menggambarkan detail keindahan kota dan kaf?, membawa pembaca kepada kenangan akan tempat dan suasana di sekitarnya.

Bagi orang yang tidak mengikuti perkembangan mode, nama perancang tenar yang terdapat dalam novel tersebut mungkin dianggapnya sebagai satu hal yang biasa.

Sebagai orang yang berprofesi sebagai wartawan lifestyle cara penampilannya juga disesuaikan dengan kelas narasumber yang memakai barang-barang bermerek agar tampil percaya diri, jaim alias jaga image.

Begitulah tuntutan sebagian gaya hidup wartawan, sementara untuk membeli barang bermerek tersebut harus menguras kartu kredit.

Novel tersebut menggambarkan empat nuansa cinta yang berbeda. Pada akhir cerita, tokoh yang arogan mendapatkan ganjaran, sehingga mereka menyadari tentang perbuatan sebelumnya. (reni.efita@bisnis.co.id)

Reni Efita Hendry
Bisnis Indonesia

0 comments: