Monday, January 15, 2007

Tatto

Tato berasal dari bahasa Tahiti "Tatu" yang artinya Tanda. Ternyata memiliki sejarah panjang. Dalam khasanah tradisional tato bisa jadi sebuah status sosial, tapi dalam dunia modern - meski sempat mendaoat stigma negatif, tato adalah fashion. Hmm, itukah sebabnya para eksekutif pun ikut-ikutan merajah tubuhnya dengan tato"

Tidak berlebihan memang kalau tato disebut sebagai "penanda". Sejak 12.000 tahun sebelum Masehi, bahkan hingga sekarang anggapan tersebut masih berlaku. Vanda Jones, 49, wanita asal Inggris adalah salah satu kasusnya. Ibu nyentrik ini kerap lupa akan hari jadi kelima anaknya, sampai akhirnya menemukan ide menarik dengan cara menato tanggal ulang tahun anak-anaknya di bagian lengannya.

Vanda kini tahu persis kapan waktunya membeli hadiah dan kartu ucapan bagi anak-anaknya, Alwen,l8, Grace, 16, Rhian,l4, Lowri, 13, atau si bungsu Vernon yang berusia 12 tahun. "Ketika saya membawa anak-anak ke klinik kesehatan, seringkali saya tak ingat tanggal lahir mereka, jadi saya memutuskan untuk menato tangan saya dengan inisial anak-anak beserta tanggal lahir mereka. Kini semuanya jadi lebih mudah. Saya tinggal melihat lengan saya dan tak akan lupa lagi hari ultah anak-anak," ujar wanita yang yang tinggat di Penygroes, dekat Caernarfon itu, seperti yang dilansir The Daily Post, Oktober lalu.

Tidak hanya inisial nama anak-anaknya serta tanggal lahir mereka di tangannya, Vanda ternyata jugs menato dadanya dengan gambar naga Welsh serta kalimat "Wedi'i wneud yn Nghymru" (atau Made in Wales).

Vanda memang tidak sendiri, di Tanah Air ada Melanie Subono yang gemar memakai tubuhnya sebagai medium untuk menyimpan kenangan layaknya album foto. Tato-tato yang menempel di tubuhnya mempunyai riwayat sendiri-sendiri. Bagi putri promoter Adrie Subono ini, tato adalah penanda perjalanan hidupnya. "Mulai dari kelahiran, perkawinan, perceraian, semua ada Lambangnya berupa tato," ujarnya.

Sebuah representasi perjalanan dirinya hingga saat ini, dituangkan dalam wujud sebuah tato kupu-kupu di pergelangan kirinya. Memang, sebagian besar tatonya bergambar kupu-kupu, ada yang juga yang bergambar kunci F, sebagai wujud passion-nya dalam dunia musik.

Kupu-kupu, menurut Melanie, adalah lambang perjuangan hidup. Kupu-kupu adalah keindahan yang bermetamorfosis dari ulat, menjadi kepompong, hingga menjelma menjadi kupu-kupu.

Pilihan gambar sedikit banyak menunjukan jati diri pemilik tato, seperi juga busana yang memiliki kredo "you are what you wear". Juga jangan heran katau ada orang-orang tertentu yang menuliskan nama kekasihnya dalam bentuk tato di tubuh. Hanya saja, sebetum memutuskan menato tubuh, kesiapan psikis adalah yang paling penting, apalagi kalau kita memilih tato permanen - yang kalau telanjur menempel akan susah dihapus, kalau di kemudian hari ternyata tidak suka.

Memang, dengan berkembangnya seni tato, kini telah ditemukan jenis tinta baru yang lebih aman dipakai dan jauh lebih mudah dihilangkan bila kelak ternyata Anda merasa salah gambar. Sejauh ini belum ada standar keamanan untuk pewarna yang dipakai dalam seni melukis tubuh, bahkan Badan Urusan Makanan dan Obat-Obatan AS (FDA) pun. Tato biasanya menggunakan bahan-bahan seperti karbon hitam, garam-garam logam, dan bahan lain yang juga dipakai dalam percetakan dan pengecatan mobil. "Padahal logam-logam berat dan bahan beracun yang ada dalam pewarna tersebut bisa masuk ke sistem kelenjar getah bening," ungkap Martin Schmieg, penemu tinta aman untuk tato.

Presiden perusahaan Freedom-2 di Philadelphia ini kini sedang memperkenalkan serangkaian produk pewarna yang telah disetujui FDA untuk digunakan dalam dunia kosmetik, makanan, obat, dan peranti kedokteran - yang tentunya aman untuk tato.

Pewarna ini memang belum pernah dipakai untuk menato sebelumnya karena sifatnya mudah terserap tubuh. Untuk mengatasinya, seorang ahli dari Rumah Sakit Umum Massachusetts, Boston, telah mengembangkan cara untuk melapisi pewarna tersebut dalam butir-butir polymer yang diameternya hanya 1-3 mikrometer. Ini membuatnya cukup kecil untuk bisa dimasukkan dalam kulit dan diserap set kulit dalam bentuk warna-warna tato.

Kalau dalam perjalanan hidupnya seorang pemilik tato tidak menyukai tatonya, ia bisa menghilangkannya dengan mudah dengan laser. Cukup sekali tembakan, butir-butir polymer dalam pigmen kulit tersebut akan terbuka dan pewarna akan terserap ke datam sel, dan tato akan hilang. Ini berbeda dengan pewarna tato yang selama ini kita kenal, walau sudah dilaser sepuluh kali tidak bisa hilang sepenuhnya.

Tapi begitulah, tato memang pilihan. Sebetum memutuskan memasang tato di tubuh, seseorang harus berpikir sepuluh kali. Bahkan bagi seniman tato I Gusti Ngurah Awijaya, sebetum menorehkan gambar ke tubuh petanggannya, ia perlu berdiskusi lama, "Jangan pas mabuk, atau dalam keadaan psikis yang impulsif. Ketika sadar ternyata ia tidak menyukai gambarnya, kan bisa berabe," katanya.

Memang, bagi pemula yang paling aman adalah membuat tato secara temporer dulu. Itu pula pernah dilakukan oleh Djenar Maesa Ayu. Penulis selebriti awalnya memakai tato temporer yang hanya bisa bertahan sebulan ketika berlibur di Bali. Berikutnya ia juga merajah tubuhnya - juga temporer - sebagai aksesoris, yang disesuaikan dengan busana yang ia pakai.

Lama kelamanaan ia jatuh cinta dengan seni ini, dan sekitar 2003 ia memutuskan untuk menato tubuhnya secara permanen. la memilih gambar kupu-kupu, dalam ukuran kecil, di pundak. Berikutnya is menato sekujur punggungnya.

LAMBANG KEJANTANAN
Tidak ada yang salah dengan tato," kata Djenar. Yang menarik dari tato adalah ketika karya seni ini diabadikan di tubuh. Kita tidak sekadar punya dan sekadar dilihat, tapi kita membawanya ke mana-mana. Bahkan orang lain bisa melihat dan menikmati keindahan gambarnya. "Tentu ada rasa kebanggaan dan memang tato ini menjadi perhatian pandangan bagi orang lain," ungkap putri sutradara Syumanjaya (almarhum) itu.

Menurut Djenar yang single parent ini, tato itu identik dengan maskulinitas, karena itu perempuan bertato terlihat sensual, karena maskutinitas itu terukir dari tubuh yang feminin. Dan laki-laki dengan tubuh maskulin ditambah tato, yang juga adalah simbol maskutin, tidak membuatnya jadi terlihat sensual. "Saya suka perempuan yang punya sisi maskulin, sebaliknya, saya suka laki-laki yang punya sisi feminin. Saya suka hat-hat yang kontradiktif sekaligus merefteksikan keseimbangan," jelasnya.

Memang, tato dipercaya untuk mempresentasikan sesuatu, semacam rahasia yang tersimpan dalam tubuh pemiliknya. Kalau menitik jauh ke belakang, sebagai tradisi sejumlah etnis kuno, mulai dari suku-suku Maori, Inca, Ainu, Polynesians, Mesir kuno, dan lain-lain, termasuk suku Dayak di Indonesia, tato mempunyai makna yang bermacam-macam, dari mulai alasan kebudayaan sampai sesuatu yang dianggap modis dan trendi.

Secara ritual dan tradisi, tato memitiki sesuatu yang sangat penting, bahkan sering dianggap magis. Sementara di zaman modern seperti sekarang tato adalah bagian dari seni, bahkan sebagai fashion. Memang, sebelum dianggap sebagai bagian dari mode, tato dianggap sebagai simbol pemberontakan. Anggapan negatif masyarakat bahkan semakin menyempurnakan citra tato sebagai simbol anti kemapanan ini. Jika aktor papan atas dan komedian Tora Sudiro juga merajah tubuhnya dengan banyak tato, berarti juga anti kemapanan atau hanya bagian dari fashion? Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang, karena jawabannya pasti kocak. Nggak penting gitu loh... ME

Teks: Burhanuddin Abe

0 comments: