Monday, January 15, 2007

Harga Sebuah Berlian, Benarkah Sama Dengan Ratusan Nyawa?

Film : Blood Diamond
Director : Edward Zwick
Screenplay/Story : Charles Leavitt
Genre : Drama, Thriller
Casts : Leonardo DiCaprio, Djimon Hounsou, Jennifer Connelly,
Runtime : 143 mins

Pernahkah terbersit kalau kalau batu kecil yang sangat berharga ini mempunyai harga yang sangat mahal? dan untuk apakah uang penjualan batu kecil bernama berlian ini? Film ini seperti ingin sedikit membuka mata kita "perjalanan" berlian sebelum sampai ke tangan kita, pembeli yang silau oleh kemilau berlian ini.

Perjalanan dimulai di sebuah desa di daerah Sierra Leone dengan setting pada tahun 1998. Di mana saat itu perdamaian belum dicapai oleh negara tersebut. Kekacauan dan perseteruan antara pihak pemerintah dengan pihak pemberontak. Kejamnya, di tengah-tengah perseteruan senjata tersebut adalah rakyat biasa yang didominasi oleh perempuan dan anak-anak yang tak bersalah.

Di awal cerita pun diceritakan adanya pertemuan negara-negara maju yang tergabung dalam G-7 yang menolak adanya berlian illegal yang disinyalir dana yang didapat dari penjualan tersebut adalah untuk mendanai perang berdarah antar saudara yang terjadi di beberapa negara konflik. Namun di antara sekian banyaknya pengusaha berlian adalah, Van De Kaap yang cukup ternama dan terhirmat karena sanggahannya kalau berlian yang mereka punyai bukanlah berlian konflik (blood diamond).

Sementara di sebuah desa, adalah Solomon Vandy dengan keluarganya yang bahagia sebagai seorang nelayan, mempunyai 3 orang anak termasuk satu yang masih bayi. Tak diketahui dari mana asalnya, datanglah sekelompok kawanan pemberontak yang menghancurkan desa itu. Tanpa ampun, kelompok bersenjata yang menamai dirinya sebagai R.U.F. menyerang dan membunuhi semua orang tanpa ampun. Solomon pun berusaha untuk menyelamatkan keluarganya sampai akhirnya malah ia yang tertangkap. Dari penangkapan tersebut, ia salah satu dari sekian banyak yang "selamat" dari antrian maut dan dijadikan pekerja penambang berlian di kantong markas pemberontak tersebut.

Tak sengaja ia pun menemukan sebongkah batu berlian dengan ukuran yang luar biasa dan mutu yang juga luar biasa. Tak mau kehilangan kesempatan, ia pun mencoba menyembunyikannya, sampai sang Komandan pemberontak mengetahuinya. Untungnya saat ia harus memberikan pada orang tersebut, serbuan tentara pemerintah pun tiba dan ia bersama kelompok pemberontak pun disekap di penjara pemerintah.

Sementara itu di tempat lain, Danny Archer (Leonardo diCaprio) pun harus berurusan dengan tentara pemerintah karena ketahuan melakukan penyelundupan. Maka tanpa disengaja ia dan Solomon pun bertemu. Dengan "informasi" yang didapat dari komandan pemberontak, ia pun tahu kalau Solomon punya sesuatu yang ia mau. Tak mau buang waktu, ia pun dibebaskan dari penjara dan ia pun membebaskan Solomon dengan harapan Solomon akan memberi tahu tempat berlian tersebut.

Dari situlah Danny dan Solomon bagai berpartner. Dengan menjanjikan kebebasan Solomon dari daerah konflik dan juga menyatukan kembali keluarganya yang tercerai berai, Danny mendapatkan apa yang ia mau, persetujuan Solomon untuk mengambil kembali berlian yang ia temukan di tempat persenyembunyiannya. Keberuntunganpun masih berada di tangan Danny dengan pertemuannya dengan seorang wartawan wanita Maddy Bowen (Jennifer Connely). Wartawan yang satu ini memang "mencium" adanya ketidakberesan soal penjualan berlian di negara tersebut dan ia pun menduga kalau Archer adalah satu penyelundup berlian konflik tersebut. Dengan membantu Archer sekaligus membantu Solomon, ia pun mengharapkan kalau ia akan mendapatkan informasi serta data-data penting yang dapat membuktikan keterkaitan kartel berlian Van De Kaap pada berlian ilegal di negara konflik ini.

Janji pertama Archer pada Solomon pun berhasil dilakukan atas jasa Maddy, Solomon dapat menemukan kembali keluarganya, hanya saja satu anggota keluarganya ternyata masih tercerai. Adalah Dia Vandy yang diculik oleh anggot pemberontak bahkan dijadikan anggota istimewa oleh komandan yang dulu pernah mempekerjakan Solomon. Komandan ini masih punya perhitungan lain terhadap Solomon. Akankah Solomon berhasil mendapatkan kembali Dia, dan akankah Archer mendapatkan apa yang diinginkannya?

Banyak adegan kekerasan yang juga ditunjukan film yang dibesut oleh Edward Zwick ini. Jangan terganggu oleh adegan dimana banyak anak kecil yang harus dipotong lengannya demi agar mereka tak bisa memberikan pilihannya (vote) pada negara. Ataupun saat melihat anak kecil yang diberi heroin dan mulai "teler" akibat pengaruh heroin tersebut. Atau adegan di mana anak-anak itu mulai di-brain washed agar mereka berani membunuh bahkan membunuh perempuan, anak-anak ataupun bayi sekalipun. Tragedi dan kenyataan dicoba digambarkan film ini senyata mungkin. Bahwa demikianlah kalau terjadi peperangan yang sebenarnya, untuk apa sih peperangan dilakukan, adan apakah benar akan menguntungkan? Ata malah hanya pihak tertentu saja yang memetik "kemenangan" tersebut? Seperti Archer katakan saat ia berbincang dengan Maddy, bahwasanya ia belajar kalau peperangan tak menguntungkan pihak manapun, bahwa perang hanya menguntungkan siapa untuk "apa". Saat perang berkobar pun pihak tertentu malah justru memanfaatkannya untuk mengeruk harta demi kepentingannya sendiri.

Kerasnya kehidupan pun digambarkan lewat komentar Archer pada Maddy yang sedang berbicara mengenai nasib ayahnya yang pulang dari perang dan sulit untuk "sembuh." "You lost both your parents," kata Maddy. Archer pun menjawab, "That's a polite way of putting it, yea. Mum was raped and shot and uh... Dad was decapitated and hung from a hook in the barn. I was nine... boo-hoo right?" Hmmm, jadi jika Anda siap untuk melihat adegan-adegan yang cukup annoying, bolehlah menyimak keberingasan manusia untuk kepentingannya sendiri. Film ini memang perlu ditonton untuk sedikit tahu kira-kira dari manakah gerangan kemilau berlian yang kita sering idam-idamkan. Apakah legal atau ilegal? (nita)

0 comments: