Friday, December 01, 2006

Back To Basics

Artist: Christina Aguilera
Sonny-BMG

Album-album Christina layaknya buku harian yang terbuka lebar. Setidaknya setelah era Stripped, dimana ia mulai merubah imejnya secara luar biasa ekstrim. Setelah curhat habis-habisan tentang perlakukan menyebalkan beberapa orang kepadanya dalam Stripped, Back to Basics laksana surat cintanya terhadap sang suami, produser musik Jordan Bratman, yang menikahinya setahun lalu.

Promosi materi Back To Basics sudah dilakukan Christina jauh-jauh hari saat ia mulai tampil di depan publik dengan rambut pirang platina dan lipstik merah menyala. Oookay, we get it. Setelah ber-teenish pop di album pertama, menjajal R&B dan hip hop di album kedua, Christina akan mencoba membawa kita pada musik era 40'-an. Benar begitu?

Uh-huh. Single hits-nya, Ain't No Other Man, membuktikan dugaan tersebut, apalagi ketika musik videonya dirilis. Lagu itu bukan satu-satunya yang didedikasikan Christina untuk suaminya. Ada lagi Makes Me Wanna Pray, On Our Way, Without You dan The Right Man yang isinya penuh puja-puji.

Atmosfer cinta yang melanda Christina tampaknya punya andil dalam membuat Back to Basics jadi album yang meriah -- bahkan terkesan glamour. Ini sungguh bertolak belakang dengan nuansa Stripped yang gloomy dan 'marah'. Christina juga sangat murah hati di sini. Back to Basics terdiri dari 22 lagu yang dikemas dalam 2 keping disc dalam paket CD yang mewah. Para penggemar berat mantan Mouseketeer ini pasti akan bersuka ria dengan banjirnya foto Xtina dalam berbagai pose (dan balutan busana vintage).

Semua lagu di sini mencerminkan spirit Christina dalam melangkah ke wilayah musik vintage: old schol-jazz (Back in The Day), blues (Nasty Naughty Boy), soul (Oh Mother) dan swing (Candyman, Ain't No Other Man). Di sini Christina sukses menyeimbangkan referensi musiknya, mulai dari jazz-bossanova sampai ke soul, mulai dari gospel choir, sampai pada bunyi-bunyian yang biasa keluar dari piringan hitam berdebu (I Got Trouble).

Over all, Christina Aguilera adalah Christina Aguilera, sejauh apapun ia menggeser karakter musikalitasnya. Suaranya tetap powerful, falsettonya tetap dahsyat, dan improvisasi-nya terhadap setiap lagu tetap mengasyikkan untuk didengar. Back to Basics jelas merupakan lompatan besar dibanding album pertamanya (bahkan album kedua), walaupun mungkin saja album ini terlalu berat untuk fans setianya yang -- pastinya -- kebanyakan ABG. Tapi mudah-mudahan, usai menuntaskan album ini, para ABG itu akan menemukan diri mereka mengorek-ngorek koleksi vinyl lama mama dan papa untuk mencari tahu nama-nama yang direferensikan Christina. Bila hal itu benar-benar terjadi, rasanya Christina cukup pantas diberi credit tersendiri. (putri)

0 comments: