Thursday, November 02, 2006

The Devil Wears Prada

Directed by : David Frankel
Screenplay by : Aline Brosh McKenna

Novel : Lauren Weisberger

Genre : Comedy/drama

Casts : Meryl Streep, Anne Hathaway, Emily Blunt, Stanley Tucci, Adrien Grenier, Simon Baker


Kalau bicara soal akting pada Merryl Streep memang tak bisa diragukan lagi kemampuannya. Tak heran ia pun berhasil menggondol piala Oscar lebih dari sekali. Digabung dengan keluguan akting dari Anne Hathaway (masih ingat film The Princess Diary kan?). Jadilah sebuah komedi ringan namun sinis dan komikal.

Adalah seorang fresh graduate yang idealis ingin mencari ilmu di dunai kerja. Dengan latar belakang ilmu jurnalistik Andy Sachs merasa sangat siap "menaklukkan" New York dengan kemampuannya. Tak disangka ia pun mendapat tawaran menjadi asisten Miranda Priestley (Meryl Streep) seorang senior fashion editor di sebuah majalah fashion terkemuka, "Runway" dan sudah menjadi "legenda" di dunia fashion. Sebagai seorang idealis, Andy tak mau melewatkan kesempatan tersebut. Sayangnya, ia tak mengetahui nama Miranda yang terkenal sinis, perfeksionis dan demanding pada semua asistennya (atau mantan asisten-asistennya?).

Dengan penuh semangat, Andy pun memulai hari pertamanya dengan pakaian seadanya. Setelah diperkenalkan pada Emily, asisten pertama dari Miranda yang cukup kaget dengan penampilan Andy yang menurutnya "sama sekali tak punya taste pada fashion", dimulailah hari yang cukup membuat Andy tersenyum. Figur Miranda memang cukup mengejutkan Andy, karena begitu takutnya para karyawan Runway padanya. Adegan kedatangan Miranda memang cukup menarik, bagaimana para karyawan berusaha menghindar dari tatapan Miranda, berusaha tak berjalan di depannya dan semua karyawatinya pun langsung mengganti sepatu mereka dengan sebuah high heels shoes.

Setelah perkenalan dan basa-basi, Miranda pun akhirnya mau menerima Andy sebagai asistennya. Maka dimulailah hari-hari yang berat dan penuh dengan komentar-komentar yang cukup pedas dari Miranda. Berbagai tugas yang tidak mungkin dan sangat sulit dilakukan pun dibebankan pada Andy, belum lagi "sambutan" lemparan mantel dan tas Miranda ke meja Andy pun menjadi santapan rutin di pagi hari. Bahkan ia harus dapat menerima panggilan "Emily" padanya.

Tetapi Andy tak mau menyerah dan tetap maju dan ingin membuktikan pada Miranda dan semua krayawan lainnya bahwa ia bisa melakukan tugas, bahkan kalau bisa melalukan hal-hal yang belum ditugaskan Miranda padanya. bahkan ia mulai menghafal dan belajar cepat kebiasaan-kebiasaan Miranda. Tetapi tentunya hal ini semuanya membutuhkan banyak pelajaran yang harus ia lalui sebelumnya. Tanpa ia sangka, Nigel salah satu karyawan loyal Miranda yang tadinya juga meragukan kemampuan dan penampilan Andy, bersimpati dan mau membantunya dalam hal penampilan. Buat yang gila fashion, Anda akan banyak menikmati berbagai outfit indah dan chic dari koleksi majalah Runway ini. Bahkan semua wardrobe yang digunakan Andy bisa jadi pemandangan yang menyejukkan buat pecinta fashion. Tak percuma Patricia Field yang mendandani tiap karakter di Sex and The City ikut bergabung mendandani semua karakter yang ada di film ini.

Bahkan lama kelamaan Andy yang polos, lugu dan idealis mulai berubah menjadi Andy yang fashionista, pengikut fashion yang patuh dan selalu berpakaian chic, bahkan ukuran pakaiannya pun berubah sizenya menjadi (seperti kata Nigel, size turun 1 nomor, size 6 artinya size 8). Tanpa Andy sadari, ia pun mulai bisa mengikuti irama "Runway" dan bosnya tersebut. Semua keperluan Miranda bisa dikerjakan olehnya. Dan tanpa terasa Miranda pun mulai memperhatikan keberadaan Andy dan bahkan memanggil namanya dengan benar. Bahkan Andy pun tak jarang mendapatkan barang-barang yang di-
Miranda yang tentunya barang-barang mewah dan bermerk. Tentunya yang senang dengan perubahan ini adalah teman-teman kumpul saat ia masih kuliah dulu.

Tetapi perubahan ini juga ada "harga' yang harus ia bayar. Hubungan dengan keluarganya menjadi renggang, bahkan hubungan dengan kekasihnya pun menjadi runyam. Apalagi sejak ia didekati oleh seorang penulis senior, Simon Barker yang membantunya saat Miranda menugaskan ia tugas yang tidak mungkin. Bahkan akhirnya hubungannya dengan sahabatnya pun menjadi renggang akibatnya. Ada beberapa saat di mana Andy terpaksa memilih antara kehidupan pribadi dan pekerjaan dan ternyata kebanyakan Andy pun memilih mengorbankan hubungan pribadinya demi untuk menunjukkan keprofesionalannya.

Nah, di sinilah ia mulai belajar apa artinya sebuah karir. Apakah cukup berharga dipertahankan saat persahabatan menjadi bayarannya? Bahkan dengan hubungan cintanya pun harus menjadi salah satu bayarannya? Namun, ada saatnya ia pun harus membuat keputusan yang terbaik untuknya. Nah, keputusan apakah yang akhirnya ia ambil?

Di film ini memang sekali lagi Meryl Streep menunjukkan kepiawaiannya berakting. Figur Miranda yang straight ahead, sinis dilakukan dengan gaya yang sedikit komikal. Meski film ini termasuk dalam kategori jenis film yang ringan dan mengalir apa adanya tanpa harus banyak berpikir, namun kehadirannya di film ini membuat film terasa tak membosankan. Tak salah kalau film ini termasuk dalam barisan film box office Amerika beberapa waktu lalu.

Untuk yang suka fashion memang patut menonton film ini karena begitu banyaknya wardrobe yang cantik dan indah karya perancang dunia memang ikut ambil bagian. Valentino yang ikut merancang beberapa pakaian untuk tokoh Miranda juga ikut menjadi cameo di sini. Beberapa perancang lain juga ikut ambil bagian mengisi wardrobe untuk tokoh-tokoh lainnya, katakan saja seperti Donna Karan, Bill Blass, Galliano, dan tentu saja, Prada. Hmmm.. buat yang ingin menonton film ringan namun tak terlalu 'ringan' bisa memilih film ini sebagai alternatif. (nita)

0 comments: