Thursday, November 02, 2006

The Departed

Kalau pengorbanan, pengkhianatan, kebohongan dipadu jadi satu, bagaimana jadinya? Apalagi dengan bumbu drama dan berlatar belakang kejahatan mafia yang tersimpan rapi. Semakin lengkap dan semakin brutal jadinya. Semua bisa menjadi semua, semua bisa jadi jahat atau semua bisa jadi baik, tergantung pilihan Anda. Yang pasti, jantung terus berpacu..

Ada kalimat, mana yang lebih buruk, penjahat atau bad cop? Semua pastinya akan mengatakan bad cop yang parah buruknya. Bagaimana tidak, dengan berkedok sebagai orang yang seharusnya melindungi dan sebagai orang yang menangkap penjahat, malah justru membantu dan menutupi keburukan si penjahat. Musuh dalam selimut dan sulit untuk ditangkap. Pastinya banyak yang kecewa, tegang dan tak mau dituduh sebagai bad cop.

Kira-kira inilah yang diangkat oleh sutradara kawakan Martin Scorsese. Dengan tangan dinginnya, memang si pembuat trilogi The Godfather berhasil menjalin ketegangan dan kekesalan penonton terhadap dua tokoh yang berada di dua kubu dan saling bermusuhan meski saling tak mengenali tokoh masing-masing. Segala gerak gerik si pengkhianat di kepolisian Boston membuat kacau tindakan kepolisian yang bermaksud untuk menangkap beberapa orang mafia yang memang sudah dikejar sejak lama.

Adalah Frank Costello, seorang mafia Irlandia yang ditakuti di daerah Boston, namun sangat licin untuk ditangkap. Padahal daftar kejahatannya sudah panjang. Dengan maksud untuk menangkap Costello dan gengnya inilah, kepolisian Boston merekrut seorang yang dianggap pecundang untuk menjadi mata-mata kepolisian untuk menyelusup sebagai anak buah Costello. Cara atau bagaimana ia menjadi anak buahnya tak diberitahu dan menjadi tanggung jawab si mata-mata tersebut. Yang sulit adalah, hanya ada dua orang saja yang mengetahui keberadaan semua mata-mata yang ada di kepolisian Boston tersebut, yaitu Capt. Oliver Queenan dan Sgt. Dignam. Selain dari dua orang itu, tak satupun dari kepolisian tersebut mengetahui identitas mata-mata yang ditanam oleh kepolisian tersebut.

Masalah mulai timbul karena setiap penggrebekkan yang akan dilakukan oleh polisi untuk menangkap kaki tangan Costello selalu gagal karena adanya mata-mata mafia di kelompok kepolisian. Semakin bermasalah karena kepolisian ingin membongkar sekaligus menangkap Costello dalam kasus pencurian chip yang berharga yang kabarnya akan dijual ke geng mafia lainnya. Tapi dasar licik, mata-mata Costello pun berhasil menginformasikan hal tersebut pada Costello.

Kejar-mengejar antara polisi dengan Costello plus Costello dengan mata-mata kepolisian yang ngeumpet di sarangnya, plus lagi antara kepolisian dengan mata-mata Costello yang ada di kepolisian menjadi bumbu utama di film ini. Ketegangan demi ketegangan dimunculkan di pertengahan film. Greget berhasil diciptakan sehingga tak salah kalau pada peredaran di minggu pertama di Amerika sana, The Departed berhasil menggondol tempat pertama dengan keuntungan gros US$ 26,9 juta mengalahkan Texas Chainsaw Massacre : The Beginning, dan Open Season yang masing-masing di peringkat kedua dan ketiga.

Film yang dibintangi Jack Nicholson sebagai bos mafia Irlandia Franks Costello, Leonardo DiCaprio (Billy Costigan), seorang "rookie" yang tumbuh di South Boston dengan track record keluarga yang tak menguntungkan posisinya di Kepolisian dan "terpaksa" menjadi kaki tangan Costello sebagai mata-mata dari kepolisian. Plus, Mark Damon, polisi muda Colin Sullivan yang dengan cepat berhasil menaiki tangga karir dalam waktu yang singkat menjadi detektif polisi yang diperhitungkan. Yang tak diperhitungkan adalah, posisinya yang ternyata sebagai kaki tangan Costello.

Begitu seriusnya mereka dengan kedok muka duanya, sampai pada akhirnya kedua kubu tersebut mengetahui kalau di kubunya masing-masing ada mata-mata yang harus secepatnya dicari. Inilah kemudian yang menjadi masalah besar bagi keduanya, karena keduanya mau tak mau harus mencari cara bagaimana mencari "lawan" mereka masing-masing sebelum kedok keduanya terbuka dan membahayakan jiwa keduanya di kubu yang saling berlawanan ini.

Upaya pembukaan kedok ini membuat semakin banyaknya pertumpahan darah antara pihak kepolisian dengan pihak mafia. Apalagi ternyata informan tak hanya mereka berdua saja, namun mereka berdua saling tak megetahui pihak yang lainnya. Permintaan bantuan pun pada bos masing-masing menjadi semakin sulit karena permintaan atasan mereka pun semakin banyak dan membahayakn jiwa, sehingga mau tak mau pencarian jati diri mata-mata ini dilakukan oleh keduany sendiri plus bagaimana caranya keduanya tetap eksis di kubu tempat mereka melakukan penyamaran. Tentunya ini menyangkut nyawa mereka masing-masing.

Ketegangan demi ketegangan terus tercipta di tiap adegan, pertanyaan demi pertanyaan juga terus berlanjut. Siapa yang bekerja pada siapa, siapa sebenarnya otak di balik semua dan selanjutnya. Kejutan demi kejutan pun akan terus Anda dapatkan di film ini. Jadi, jangan terlalu mengharapkan ending yang Anda pikirkan, karena kemungkinan ending terus berubah.

Permainan Leonardo pun di sini semakin matang setelah ia berhasil memerankan sebagai produser film eksentrik, Howard Hughes. Di film ini ia bisa memerankan dengan matang peran polisi undercover yang semakin lama semakin "tenggelam" dalam perannya sebagai anak buah mafia, plus ketegangannya yang membuat ia memerlukan obat-obatan penenang agar ia bisa tidur pulas.

Matt Damon, di sini perannya pun cukup menantang, sebagai polisi yang bermuka dua dan berusaha untuk tetap eksis posisinya di kepolisian yang memang sudah sangat mantap. Dipercaya oleh Ellerby (Alec Baldwin) kepala special unit yang menaruh kepercayaan yang besar padanya. Pokoknya, kalau Anda ingin mendapatkan hiburan yang akan memacu adrenalin Anda, film ini patut menjadi daftar ur must seen movie!! (nit)

0 comments: