Thursday, November 02, 2006

11 Cara Hindari Serangan Asma

Karena tidak dapat disembuhkan, maka penanganan penyakit asma dilakukan untuk menghindari kondisi gawat darurat atau terjadinya komplikasi. Untuk itu penderita perlu mencegah agar serangannya tidak sering muncul, sehingga kualitas hidup pun meningkat. Karena itu, yang hares dilakukan penderita adalah menghindari faktor pencetus, menjaga kesehatan secara umum, mengonsumsi obat teratur, dan segera pergi ke dokter jika diperlukan.

Serangan asma terjadi karena dinding bronkus yang mengalami radang kronis berkontraksi (menyempit) dan membengkak serta kelebihan cairan (mukus). Akibatnya, diameter bronkus kian menyempit, sehingga penderita sulit bernapas. Umumnya penyempitan ini dapat kembali normal, walapun sebagian kecil dapat bersifat menetap.



Gejala-gejala asma adalah sebagai berikut:

  • Sulit bernapas, terutama saat mengembuskan napas
  • Napas berbunyi mengi (seperti suara derit pompa), biasanya terjadi pada saat serangan
  • Batuk, dada sesak, terutama waktu dini hari menjelang subuh
  • Terbentuknya cairan mukus di saluran napas, yang kadang-kadang sulit dikeluarkan
  • Kalau gejala-gejala di atas muncul, konsultasikan dengan dokter untuk memastikan apakah itu merupakan gejala asma atau penyakit pernapasan yang lain

Cegah serangan
Penyebab penyakit asma juga belum diketahui. Ini yang menyebabkan asma belum ada obatnya. Namun demikian, dengan mencari faktor risiko dan faktor pemicu, kita bisa menghindari serangan asma.

Faktor risikonya antara lain terpapar polusi udara, memiliki riwayat asma dalam keluarga, mengalami infeksi saluran napas ketika usia kanak-kanak, berat lahir rendah (di bawah 2,5kg, dan kegemukan. Sementara faktor pemicunya antara lain adalah asap rokok, debu, jamur, suhu udara, air dingin, dan lain-lain.

Berangkat dari situ, inilah strategi untuk mencegah datangnya serangan asma:
1. Jaga kelembapan ruang di rumah dan kantor. Gunakan AC yang dapat mengurangi kandungan air dalam udara dan menurunkan suhu, sehingga tidak terlalu hangat. Ruangan hat-us cukup ventilasi untuk memperlancar sirkulasi udara. Gunakan exhaust fan (misalnya di kamar mandi atau di dapur) jika diperlukan.
2. Jaga kebersihan udara di rumah. Gunakan penyekat, sehingga debu tidak masuk ke dalam rumah. Bersihkan kasur, bantal, guling, gordin, atau perangkat mebel yang dapat menjadi sumher debu, sedikitnya seminggu sekali, pa
ling baik dengan menggunakan pengisap debu. AC dibersihkan minimal 3 bulan sekali. Jika memungkinkan, gantilah peralatan tidur yang terbuat dari kapuk atau busa dengan bahan sintetis (dakron). Ganti bahan sintetis tersebut setelah dua atau tiga tahun.
3. Hindari hewan peliharaan yang bisa menjadi pencetus asma. Bisa jenis hewan apa saja, yang kalau dekat dengan penderita, maka serangan asma muncul.
4. Hindari berbagai jenis asap. Hindari pula paparan dengan asap yang berasal dari proses pengecatan, atau debu pada perangkat kayu di rumah.
5. Ganti atau bersihkan lensa kontak secara reguler, atau saat dirasakan terdapat banyak kotoran (pandangan menjadi buram). Mungkin terdapat alergen di sana.
6 Sedapat mungkin hindari pekerjaan yang memaparkan Anda terhadap debu. Jika akhirnya terpaksa menghirup banyak debu, gunakan masker.
7. Perhatikan petunjuk obat yang dijual bebas. Orang dewasa penderita asma bisa diperparah oleh obat tertentu, misalnya obat golongan AINS (antiinflamasi non-steroid) yang digunakan untuk mengatasi nyeri. Contolmya aspirin dan ibuprofen.
8. Hindari makanan pencetus asma, yang mengandung natrium biru fit, kalium bisulfit, sulfur dioksida dan kalium metabisulfite. Misalnya buah yang sudah mengalami proses dehidrasi, seafood, dan minuman ringan.
9 Hindari stres. Jika memang sulit untuk mengatasi masalah yang timbul, Anda dapat berkonsultasi dengan psikiater.
10. Olahraga. Lakukan olahraga teratur 30 menit sebanyak 3 kali seminggu. Ini berguna untuk menguatkan jantung dan paru (sehingga organ dapat bekerja dengan optimal) dan mengurangi berat badan. Jangan berolahraga berlebihan, karena justru akan memicu serangan alma. Untuk lebih pasti tentang olahraga yang aman untuk penderita asma, konsultasikan dengan dokter. 11. Waspadai radang saluran napas. Hindari kemungkinan penularan kuman saluran napas dari orang yang sedang mengalami hal tersebut. Misalnya dengan meminta dirinya menggunakan masker di saat sakit. Jika beberapa teman dekat sedang terjangkit penyakit tersebut, perkuat daya tahan tubuh dengan istirahat teratur, makan makanan bergizi, dan berolahraga.

Strategi pengobatan
Seperti disebut di awal tulisan, pengobatan asma dilakukan untuk menghindari kondisi gawat darurat dan terjadinya komplikasi.

Pertama, selalu berkonsultasi dengan dokter atas gangguan yang datang. Mengontrol pengobatan dengan baik merupakan kunci untuk mengontrol kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Kedua, kenali setiap gejala yang muncul agar serangan dapat diatasi secepat mungkin. Siapkan obat yang dapat digunakan setiap saat sehingga dapat mengatasi serangan mendadak (misalnya inhaler). Konsultasikan kepada dokter mengenai dosis, kapan digunakan, dan hal apa saja yang harus diperhatikan.

Ketiga, perhatikan efek samping pengobatan. Penggunaan steroid dalam jangka waktu laina, misalnya, dapat mengakibatkan gangguan saluran cerna. Beberapa jenis obat asma juga dapat mengakibatkan jantung berdebar-debar.

Keempat, jika pengobatan tidak terasa dampaknya, konsultasikan kepada dokter. Jangan pernah menambah pengobatan sendiri sebelum berkonsultasi dengan dokter.

Kegawatdaruratan
Gejala-gejala di bawah ini kalau terlambat ditangani bisa menyebabkan kematian. Karena itu, secepatnya hubungi dokter:
Sangat sulit bernapas, otot sekitar leher dan dada menegang kuat. Pada akhirnya penderita bisa merasa lemas dan bahkan tidak bernapas Bibir dan kuku menjadi kebiruan Meningkatnya denyut nadi (di atas 100 kali setiap menit), dan teraba sangat lemah
Badan menjadi lemas dan mengeluarkan keringat dingin Batuk berat sehingga mengakibatkan sulit bernapas. + H

0 comments: