Wednesday, October 18, 2006

Makan Pelan-pelan Pangkas Berat Badan

Apa yang terjadi ketika Anda melibatkan kesadaran saat makan? Anda akan makan perlahan, penuh perhatian pada apa yang Anda cecap. Itu bisa menjadi kunci sukses menurunkan berat badan dan membuat batin lebih bahagia.

Dixie Evatt, mantan pengajar di Universitas Syracuse, Amerika Serikat, tak pernah menyerah untuk menjalani segala jenis diet. Ia pernah mencapai berat badan yang sangat merisaukan, yakni sekitar 115 kg. Beberapa macam diet yang dilakoninya cukup berhasil, tetapi hanya bertahan beberapa saat. Dalam satu dua tahun berat badannya kembali ke ukuran semula.

Suatu kali dokternya menyarankan sesuatu yang belum pernah ia dengar, makanlah dengan penuh kesadaran. Ucapan itu terdengar menarik, sehingga ia pun segera mengikuti program diet itu di Pusat Kesehatan State University of New York (SUNY), di Syracuse.

Pengalaman yang didapat sungguh-sungguh baru. Sebelumnya, ia menjalani program penurunan berat badan dengan lari hingga berkeringat atau menakar makanan.

Di kelas baru itu, para peserta hanya diminta duduk tenang dan menyantap sesuatu, sepotong seledri renyah contohnya, dengan penuh perhatian. Tadinya ia berpikir itu hanya sebagian kecil sesi, tetapi rupanya itulah keseluruhan program yang ia peroleh.

Peserta diajak untuk benar-benar tenang dan menjalar sampai ke batin. Evatt pulang membawa beberapa kaset tentang meditasi, juga instruksi untuk memperbarui cara makan, yaitu perlahan dan penuh kesadaran.

Dia berkesempatan menguji temuan baru itu saat mengunjungi sebuah restoran, dan memesan hidangan favoritnya. Kali ini ia tidak menyantapnya sambil menenggelamkan diri dalam buku bacaan. Kini ia lebih berkonsentrasi pada makanan di hadapannya.

"Saya membaui, merasai, menikmati ikan tersebut, dan saya makan hanya setengahnya tetapi sangat, sangat menikmatinya," ungkapnya, seperti ditulis Karin Evans di majalah Alternative Medicine.

Ia menganut cara baru tersebut dan tetap rajin menghadiri pertemuan program diet itu. Ketika ia menimbang tubuhnya sembilan bulan kemudian, bobotnya telah berkurang 10,5 kg. Metode baru tersebut benar-benar bekerja dengan baik pada dirinya.

Menekankan Sisi Emosional

Program yang dijalani Evatt itu dirancang oleh Dr. Lisa Kaufman di SUNY setelah dia sendiri mulai putus asa untuk menemukan metode konvensional yang dapat membantu penurunan berat badan pasiennya.

Dia telah menangani begitu banyak pasien yang berusaha dengan pendekatan diet standar. Diet tersebut berhasil baik, tetapi hanya sementara.

“Isu emosional dan perilaku tidak ditekankan oleh diet konvensional, sehingga peserta mulai makan lagi. Semua kembali seperti semula, bahkan berat badan mereka bertambah 2,5-5 kg lagi,” ujarnya.

Kaufman mendapat ide untuk programnya beberapa tahun lalu saat mengunjungi retret meditasi dan mengamati bahwa di ruangan itu tak satu pun peserta yang kelebihan berat badan. Hal itu membuatnya berpikir bahwa orang yang ingin menurunkan berat badan akan lebih berhasil jika mereka memberi perhatian pada apa yang sedang mereka makan.

Dalam merancang programnya ia terinspirasi oleh teknik para Budhis, yaitu berkonsentrasi penuh pada apa yang tengah dikerjakan, termasuk makan. Ia mengamati, kehidupan orang Amerika dikelilingi oleh makanan cepat saji, kudapan tak sehat, dan tekanan waktu, sehingga harus makan terburu-buru tetapi banyak. Akibatnya, berat badan pun berlebih.

Meski demikian, cara makan penuh kesadaran itu masih dianggap asing oleh kebanyakan orang Amerika, sehingga tidak mudah untuk segera memutuskan menjadi penganutnya.

“Alasan besar mengapa banyak orang Amerika gemuk, karena kami kehilangan sentuhan dengan upacara saat makan,” kata Deborah Kesten, ahli nutrisi yang menulis buku The Healing Secrets of Food dan Feeding the Body, Nourishing the Soul, dan juga mengajar cara makan penuh kesadaran itu.

Kesten telah melakukan studi banding pada orang yang menjalani programnya dan berkonsentrasi pada kenikmatan makanan, dengan mereka yang melakukan kegiatan lain sambil makan. "Tentu saja yang makan dengan penuh kesadaran, penuh rasa syukur dan berperasaan positif, memiliki berat badan lebih normal dibanding kelompok lain," tuturnya.

Tidak Sambil Baca

Di kelas Kaufman, para peserta bertemu sekali seminggu selama 10 minggu. Pelajarannya sangat sederhana. Peserta boleh makan apa saja yang diinginkan, tetapi harus menyantapnya dengan penuh kesadaran, tidak sambil menonton televisi, mendengarkan radio, maupun membaca koran.

Jika Anda tahu Anda dapat makan semua yang Anda inginkan, tambahnya, Anda cenderung untuk tidak makan sebanyak itu karena selalu ada hari esok.

Program penurunan berat badan yang penuh kesadaran seperti yang diajarkan Kaufman yang memiliki latar belakang institusi medis memang jarang. Kebanyakan ditawarkan melalui terapis independen atau organisasi perseorangan.

Namun, sisi yang sama dari berbagai program itu, yakni menekankan diri dalam membantu orang menggali kembali kemampuan alami tubuh dalam mengenali tanda kapan merasa lapar dan kapan kenyang. Tanda-tanda tersebut menjadi kacau di alarm makanan cepat saji seperti saat ini.

“Studi memperlihatkan bahwa jika alarm kenyang ikut ambil peran, Anda akan makan sedikit,” uar Judith S. Stern, wakil presiden the American Obesity Association.

Ia mengamati bahwa diperlukan sekitar 20 menit bagi pikiran untuk menerima pesan bahwa perut sudah penuh. “Jika Anda makan terlalu cepat, Anda melampaui sistem alarm alami tubuh Anda sendiri," sebutnya.

Kaufman menyamakan para pasiennya dengan balita. “Mereka belajar untuk makan seperti anak anak balita. Lihatlah bila balita makan sesuatu yang baru, dia akan melihatnya, memegangnya, menciumnya, dan baru memakannya. Itu yang saya anjurkan untuk dilakukan para peserta di kelas saya," ungkapnya.

Bukan hanya itu, ia juga mendorong peserta untuk tidak buru buru dalam menjalani hidup, mengurangi atau melepaskan stres dan ketegangan yang dapat membuat orang makan berlebihan. “Banyak orang yang memiliki masalah makan memang betul-betul bermasalah, misalnya membenci diri sendiri dan merasa tidak berharga,” ujar Kaufman.

Di kelasnya, peserta juga bermeditasi atau memindai tubuh sendiri, yang berarti duduk dalam keheningan dan membangun kesadaran atas setiap bagian tubuh. Latihan itu membantu orang menyadari dan memahami diri sendiri.

“Makan sekantong keripik kentang dengan penuh perhatian sungguh tidak menyenangkan. Pada akhirnya Anda bahkan akan merasa tak suka,” katanya.

Bisa Menikmati Ragam Rasa

Meskipun Kaufman belum menyelesaikan studi tentang kadar keberhasilan pendekatannya, dia tahu program itu bekerja baik pada 300 orang yang mengikuti kelasnya.

Beberapa mencapai berat badan yang sehat di akhir pelajaran. Orang yang mempraktikkan diet model ini akan menjadi lebih baik. Ia mengingatkan, diet ini tentu belum tentu cocok untuk semua orang. Itu karena faktor penyebab kenaikan berat badan sangat beragam dan rumit, dari mulai gangguan metabolisme hingga gangguan makan. Juga pada sebagian orang mungkin diperlukan waktu lebih lama untuk mendapatkan hasil maksimal.

Tentu saja ada pula orang yang menentang program ini. “Seorang wanita mengatakan tidak mau memperlambat cara makannya dan merasakan perasaannya. Dia betul-betul ingin tetap mati rasa,” tutur Kaufman. Program itu memang akan sulit disebarluaskan jika masih banyak orang yang makan di meja kerja, di dalam mobil, atau di depan televisi.

Evatt menambahkan, cara makan dengan penuh kesadaran itu bukanlah magic, tetapi teknik. Cara itu telah mèngubahnya dan membuatnya lebih bahagia.

Sebelum ia mulai memberi perhatian pada apa yang dimakan, misalnya, hampir semua sayuran hijau rasanya sama. Sekarang bila ia makan salad campur, ia bisa membedakan rasa pahit, manis, rasa buahnya, sayurannya, dan dia menikmati keberagaman rasa itu. Karena itulah, ia memutuskan untuk menjalaninya sepanjang hidup.

Cecaplah Setiap Gigitan

Marc David adalah ahli nutrisi di Pusat Retret Canyon Ranch lebih dari 10 tahun, Ketua Bengkel Kerja di Pusat Yoga dan Kesehatan Kripalu, juga menulis buku Nourishing Wisdom. Ia menampilkan program 8 minggu untuk merenovasi cara kita makan.

Ia menawarkan pendekatan multidimensi mengenai biokimia tubuh, antara lain dari sisi kesehatan holistik dan spiritual. Dia mulai dengan menunjuk pada keterbatasan pencernaan, diet lemak, dan mitos tentang “cara terbaik untuk menurunkan berat badan adalah sedikit makan dan banyak olahraga”.

Kunci yang paling nyata untuk sehat dan menurunkan berat badan adalah metabolisme yang ia definisikan sebagai “total jumlah dari semua reaksi kimia di dalam tubuh ditambah total jumlah dari pikiran, perasaan, keyakinan, dan pengalaman’. Bukunya mengulas seputar diet perlahan-lahan yang didasarkan pada 8 metabolisme universal, yakni rileksasi, kualitas, kesadaran, ritme/irama, kesenangan, pikiran, kisah, dan kesucian. David tak pernah memberi gambaran buruk tentang makanan, sehingga makanan ini-itu harus disingkirkan.

Masalah muncul saat kita makan terburu-buru. Cara itu menghasilkan stres fisiologik, memperpendek pernapasan sehingga asupan oksigen berkurang dan akumulasi lemak bertambah, mengurangi produksi energi sel yang akibatnya membuat kita terangsang untuk makan lebih banyak. “Itulah sebabnya kita perlu memperlambat cara makan," tutur David dalam situs spirituality-health.

Pesan jelas dan kuat yang ingin ia sampaikan, yakni jangan melakukan aktivitas lain di saat makan. Bernapas dalam dan nikmati atau cecaplah setiap gigitan makanan.

0 comments: